Jumat, 27 September 2024

Memelihara Radiator

Cara Memelihara Radiator 


 

Apa jadinya jika kita kurang dalam mengisi Air Radiator. Yang seharusnya 5 liter, tapi cuma diisi 1 liter ?

 Jika kamu mengisi radiator mobil dengan hanya 1 liter air, padahal kapasitasnya 5 liter, ada beberapa masalah yang bisa muncul:


Overheating Mesin: Air radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Jika jumlah air radiator terlalu sedikit, mesin tidak akan cukup dingin dan bisa mengalami overheating. Ini bisa menyebabkan mesin mogok atau bahkan rusak.


Kerusakan Komponen Mesin: Panas yang berlebihan bisa merusak komponen mesin seperti gasket, kepala silinder, dan blok mesin. Kerusakan ini sering kali mahal untuk diperbaiki.


Sistem Pendingin Tidak Efektif: Radiator membutuhkan volume air yang cukup agar aliran air pendingin merata di seluruh mesin. Jika air terlalu sedikit, sistem pendingin tidak akan berfungsi dengan optimal.


Uap dan Tekanan Berlebihan: Saat mesin panas dan air tidak cukup, air yang ada bisa cepat menguap, menyebabkan tekanan berlebih dalam sistem. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran pada radiator atau bahkan selang pecah.


Untuk mencegah masalah ini, pastikan radiator selalu diisi sesuai kapasitas yang dianjurkan, dan periksa sistem pendingin secara berkala.


Memelihara radiator dengan baik sangat penting agar mesin mobil tetap dingin dan berfungsi optimal. Berikut adalah cara-cara memelihara radiator mobil:


1. Periksa Level Air Radiator Secara Berkala

Cek ketinggian air radiator di tangki cadangan (reservoir) secara rutin, terutama sebelum perjalanan jauh.

Jika level air rendah, tambahkan air radiator atau coolant hingga ke batas yang dianjurkan.

2. Gunakan Coolant yang Tepat

Hindari menggunakan air biasa karena mineral di dalamnya dapat menyebabkan korosi di radiator.

Gunakan coolant atau cairan pendingin khusus yang lebih efisien dalam menjaga suhu mesin dan mencegah karat.

3. Bersihkan Radiator Secara Berkala

Radiator bisa tersumbat oleh debu, kotoran, atau serangga yang menempel di kisi-kisinya.

Bersihkan radiator bagian luar dengan semprotan air bertekanan rendah untuk menghilangkan kotoran tanpa merusak kisi-kisi.

4. Lakukan Pembilasan (Flushing) Radiator

Flushing radiator secara berkala (setiap 20.000 km atau sesuai rekomendasi produsen) akan membersihkan kerak dan endapan yang terbentuk di dalam sistem pendingin.

Ini membantu menjaga aliran air pendingin yang lancar dan mencegah mesin overheating.

5. Periksa Selang dan Klem

Selang radiator berfungsi untuk mengalirkan coolant ke seluruh mesin. Pastikan tidak ada kebocoran, retakan, atau kerusakan pada selang radiator.

Periksa juga klem-klem selang untuk memastikan tidak ada kebocoran di titik sambungan.

6. Cek Tutup Radiator

Tutup radiator berperan dalam menjaga tekanan dalam sistem pendingin. Jika tutup rusak atau aus, tekanan tidak akan optimal dan air radiator bisa mudah menguap.

Gantilah tutup radiator jika terdapat tanda-tanda kerusakan atau tidak bisa menutup dengan rapat.

7. Hindari Overloading Mesin

Mengendarai kendaraan dengan beban berlebih dapat menyebabkan mesin bekerja lebih keras dan membuat radiator panas lebih cepat.

Mengemudi dengan cara yang tenang dan sesuai kapasitas kendaraan membantu menjaga suhu mesin tetap stabil.

8. Parkir di Tempat yang Teduh

Jika memungkinkan, parkir mobil di tempat teduh untuk mengurangi panas berlebih dari matahari. Ini membantu sistem pendingin bekerja lebih ringan.

9. Periksa Thermostat

Thermostat berfungsi untuk mengatur aliran coolant di radiator. Jika thermostat rusak, bisa menyebabkan sistem pendingin gagal berfungsi.

Gantilah jika ada tanda-tanda kerusakan, seperti mesin yang terlalu cepat panas atau tidak mencapai suhu kerja optimal.

10. Lakukan Servis Berkala

Pastikan radiator dan sistem pendingin selalu dicek oleh teknisi saat servis rutin mobil. Ini membantu mendeteksi masalah sejak dini sebelum merusak komponen mesin.

Dengan memelihara radiator secara rutin dan melakukan tindakan pencegahan, kamu bisa memperpanjang umur mesin dan mencegah masalah serius seperti overheating atau kerusakan komponen mesin.

Oven Listrik

CARA MEMILIH OVEN LISTRIK 



Ketika membeli oven listrik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan:

1. Ukuran dan Kapasitas

Kapasitas oven ditentukan dalam liter. Pilih kapasitas yang sesuai dengan kebutuhanmu, apakah hanya untuk memasak sehari-hari atau untuk keperluan lebih besar seperti memanggang kue dalam jumlah banyak.

Pastikan juga oven cukup besar untuk ruang dapur, tetapi tetap memberikan kapasitas yang cukup untuk memasak dengan nyaman.

2. Fitur dan Fungsi

Pengaturan suhu: Oven dengan pengaturan suhu yang presisi lebih baik karena mempengaruhi hasil masakan.

Pengaturan waktu (timer): Penting untuk memastikan masakan tidak overcooked atau undercooked.

Fungsi pemanas: Pilih oven yang memiliki fitur heating elements atas dan bawah, sehingga masakan matang merata.

Fitur konveksi: Oven dengan kipas konveksi bisa membantu memasak lebih cepat dan merata.

Rotisserie: Fitur ini berguna untuk memanggang ayam atau daging secara merata.

Lampu oven: Lampu memungkinkan melihat proses masak tanpa harus membuka pintu oven, sehingga panas tetap terjaga.

3. Konsumsi Daya

Oven listrik biasanya membutuhkan daya yang cukup besar. Periksa konsumsi daya oven (biasanya tertera dalam watt), lalu pastikan daya listrik di rumahmu mencukupi dan tidak akan sering menyebabkan pemutus listrik (MCB) turun.

4. Bahan dan Kualitas Rak

Rak oven sebaiknya berbahan stainless steel atau anti karat agar tahan lama dan mudah dibersihkan.

Pastikan rak bisa diatur ketinggiannya untuk fleksibilitas dalam memasak berbagai jenis makanan.

5. Keamanan

Oven dengan sistem otomatis mati jika terlalu panas atau ketika timer habis akan lebih aman.

Periksa apakah oven memiliki fitur cool-touch handle agar tidak panas saat dipegang, serta kaki anti-selip untuk stabilitas.

6. Desain dan Penampilan

Pilih desain oven yang sesuai dengan tampilan dapurmu. Beberapa oven hadir dengan desain modern dan warna yang menarik.

7. Merek dan Garansi

Pilih oven dari merek terpercaya yang memiliki layanan purna jual atau garansi. Ini penting jika ada masalah teknis di masa depan.

Dengan memperhatikan aspek-aspek di atas, kamu bisa memilih oven listrik yang sesuai dengan kebutuhan memasak dan gaya hidupmu.

Selasa, 10 September 2024

Tips & Trick Memilih Kendaraan yang Bagus



Memilih kendaraan yang baik dan tepat membutuhkan pertimbangan berbagai faktor untuk memastikan bahwa kendaraan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ikuti:

1. Tentukan Kebutuhan Anda

  • Jenis Kendaraan: Pertimbangkan jenis kendaraan yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, misalnya mobil keluarga, SUV, city car, atau motor.
  • Kapasitas Penumpang: Tentukan berapa banyak penumpang yang biasanya akan menggunakan kendaraan.
  • Penggunaan Harian: Apakah kendaraan ini akan digunakan untuk perjalanan jauh, dalam kota, atau untuk keperluan khusus seperti off-road?

2. Pertimbangkan Anggaran

  • Harga Kendaraan: Tentukan anggaran maksimal yang Anda miliki untuk pembelian kendaraan.
  • Biaya Operasional: Perhitungkan biaya operasional seperti bahan bakar, perawatan, pajak kendaraan, dan asuransi.
  • Nilai Jual Kembali: Pilih kendaraan yang memiliki nilai jual kembali yang baik jika Anda berencana untuk menjualnya di masa depan.

3. Periksa Performa dan Konsumsi Bahan Bakar

  • Mesin dan Transmisi: Pilih kendaraan dengan mesin dan transmisi yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Untuk perjalanan jauh, mesin dengan kapasitas besar mungkin lebih tepat, sedangkan untuk penggunaan dalam kota, mesin yang lebih kecil dan efisien mungkin lebih baik.
  • Efisiensi Bahan Bakar: Periksa konsumsi bahan bakar, terutama jika Anda sering menggunakan kendaraan dalam kondisi macet atau untuk jarak jauh.

4. Perhatikan Keamanan

  • Fitur Keamanan: Pastikan kendaraan dilengkapi dengan fitur keamanan yang memadai seperti airbag, ABS, kontrol traksi, dan sistem bantuan pengemudi lainnya.
  • Rating Uji Tabrak: Periksa rating uji tabrak dari badan keselamatan kendaraan seperti Euro NCAP atau ASEAN NCAP untuk memastikan kendaraan memiliki perlindungan yang baik.

5. Pertimbangkan Kenyamanan dan Fitur Tambahan

  • Kenyamanan Interior: Periksa kenyamanan tempat duduk, ruang kaki, dan tata letak interior.
  • Fitur Hiburan dan Konektivitas: Pertimbangkan fitur hiburan seperti sistem audio, navigasi, dan konektivitas (Bluetooth, USB, dll.).
  • Bagasi: Periksa kapasitas bagasi jika Anda sering membawa banyak barang.

6. Lakukan Test Drive

  • Sebelum memutuskan, lakukan test drive untuk merasakan performa kendaraan, kenyamanan, dan kemudahan pengendalian.

7. Pertimbangkan Reputasi Merek dan Review Pengguna

  • Reputasi Merek: Pilih kendaraan dari merek yang dikenal dengan kualitas dan layanan purna jual yang baik.
  • Review dan Rekomendasi: Baca ulasan dari pengguna lain atau tanya teman/keluarga yang memiliki pengalaman dengan kendaraan yang sama.

8. Periksa Ketersediaan dan Harga Suku Cadang

  • Pastikan suku cadang mudah didapatkan dan tidak terlalu mahal, karena ini akan mempengaruhi biaya perawatan jangka panjang.

9. Perhatikan Aspek Lingkungan

  • Jika Anda peduli dengan lingkungan, pertimbangkan kendaraan yang ramah lingkungan seperti mobil listrik atau hybrid yang memiliki emisi rendah.

10. Pertimbangkan Asuransi

  • Periksa premi asuransi untuk kendaraan yang Anda pilih, karena ini akan menambah biaya bulanan atau tahunan yang perlu Anda pertimbangkan.

Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, Anda dapat memilih kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran Anda, serta memberikan kenyamanan dan keamanan yang Anda inginkan.



Apakah Boleh Jika Perusahaa Menghentikan Iuran BPJS Secara Sepihak



Menghentika pembayaran iuran BPJS Kesehatan atau BPJS Ketenagakerjaan setelah seorang karyawan di-PHK tanpa persetujuan karyawan bersangkutan tidak sepenuhnya sah secara hukum dan dapat melanggar ketentuan yang berlaku.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  1. BPJS Kesehatan:
    • Menurut peraturan BPJS Kesehatan, perusahaan wajib membayarkan iuran BPJS Kesehatan karyawan hingga status karyawan resmi diakhiri (termasuk masa PHK).
    • Setelah PHK, karyawan dapat memilih untuk melanjutkan kepesertaan BPJS Kesehatan secara mandiri, tetapi perusahaan tidak boleh sepihak menghentikan pembayaran iuran tanpa pemberitahuan atau persetujuan karyawan.
  2. BPJS Ketenagakerjaan:
    • Untuk BPJS Ketenagakerjaan, perusahaan juga wajib melaporkan karyawan yang di-PHK dan tetap membayar iuran sampai status hubungan kerja resmi berakhir. Setelah itu, hak-hak pekerja (seperti klaim JHT) harus tetap diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
    • Jika perusahaan tidak membayar iuran terakhir atau tidak melaporkan PHK dengan benar, hal ini bisa dianggap sebagai pelanggaran.
  3. Kewajiban Perusahaan:
    • Perusahaan memiliki kewajiban untuk memberitahukan karyawan yang di-PHK tentang penghentian pembayaran iuran BPJS dan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk melanjutkan kepesertaan secara mandiri.
    • Penghentian sepihak tanpa persetujuan atau pemberitahuan dapat dianggap sebagai pelanggaran hak-hak pekerja dan bisa dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja atau BPJS untuk ditindaklanjuti.
  4. Sanksi:
    • Jika perusahaan melanggar kewajiban ini, mereka bisa dikenakan sanksi administratif oleh BPJS atau dikenakan tindakan hukum sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku.


Jadi, secara hukum, perusahaan tidak boleh menghentikan pembayaran iuran BPJS karyawan yang di-PHK tanpa persetujuan atau pemberitahuan. Jika Anda atau seseorang mengalami hal ini, disarankan untuk melaporkannya ke BPJS atau Dinas Tenaga Kerja setempat untuk mendapatkan perlindungan hak secara penuh.

Tindakan perusahaan menghentikan pembayaran iuran BPJS Kesehatan atau BPJS Ketenagakerjaan setelah seorang karyawan di-PHK tanpa persetujuan karyawan bersangkutan harus dievaluasi berdasarkan beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia, terutama yang terkait dengan jaminan sosial dan ketenagakerjaan.

Berikut adalah landasan hukum yang relevan:

1. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

  • Pasal 156: Mengatur tentang hak-hak pekerja yang terkena PHK, termasuk pesangon dan kompensasi lain yang berhubungan dengan berakhirnya hubungan kerja.
  • Pasal 99: Negara menjamin hak setiap pekerja atas jaminan sosial tenaga kerja, yang artinya perusahaan wajib untuk memastikan pekerjanya terlindungi oleh program jaminan sosial sampai hubungan kerja benar-benar berakhir.

2. Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

  • Pasal 19: Menyatakan bahwa pemberi kerja wajib mendaftarkan pekerjanya sebagai peserta BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan serta membayarkan iurannya.
  • Pasal 20: Mengatur bahwa pemberi kerja yang tidak melaksanakan kewajiban tersebut bisa dikenakan sanksi administratif berupa teguran tertulis, denda, dan/atau tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu.
  • Pasal 26: Mengatur kewajiban bagi perusahaan untuk membayar iuran BPJS, dan penghentian pembayaran iuran hanya dapat dilakukan setelah ada pemberitahuan resmi kepada BPJS dan karyawan.

3. Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara

  • Pasal 5: Mengatur sanksi bagi pemberi kerja yang tidak mendaftarkan pekerjanya dalam program jaminan sosial, termasuk pengabaian pembayaran iuran.
  • Pasal 8: Jika perusahaan menghentikan pembayaran iuran tanpa melapor atau tidak memberitahu karyawan yang di-PHK, maka dapat dikenakan sanksi berupa teguran tertulis, denda, hingga tidak diberikan pelayanan publik tertentu.

4. Peraturan Presiden No. 19 Tahun 2016 tentang Jaminan Kesehatan

  • Pasal 16F: Menyatakan bahwa jika hubungan kerja berakhir, perusahaan wajib melaporkan hal tersebut kepada BPJS Kesehatan, dan karyawan dapat melanjutkan kepesertaan BPJS Kesehatan secara mandiri.

5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua

  • Pasal 4: Menegaskan bahwa pemberi kerja wajib melindungi pekerja dalam program jaminan sosial selama hubungan kerja masih berlangsung, dan harus memastikan pembayaran iuran sampai dengan hari terakhir kerja.

Kesimpulan:

Berdasarkan undang-undang tersebut, perusahaan wajib membayar iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sampai hubungan kerja secara resmi berakhir. Penghentian sepihak tanpa persetujuan karyawan atau tanpa pemberitahuan resmi dapat dianggap melanggar peraturan dan dapat dikenakan sanksi administratif oleh otoritas terkait.

Jika terjadi penghentian iuran tanpa persetujuan atau pemberitahuan yang sesuai, karyawan berhak mengadukan hal ini ke BPJS atau ke Dinas Tenaga Kerja untuk mendapatkan penanganan sesuai dengan ketentuan hukum.


Minggu, 08 September 2024

Tips & Trik Mengerjakan Soal Tanpa Belajar yang Cukup



Mengerjakan soal ujian tanpa belajar tentu bukanlah strategi yang ideal, tetapi jika Anda berada dalam situasi darurat, berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu:


1. Manfaatkan Pengetahuan yang Sudah Ada

Ingat Pelajaran di Kelas: Fokus pada apa yang sudah pernah Anda dengar atau ingat dari pelajaran di kelas. Coba hubungkan pertanyaan dengan informasi yang pernah Anda ketahui.

Skimming Pertanyaan: Baca soal secara menyeluruh sebelum mulai menjawab. Kadang, soal berikutnya bisa memberikan petunjuk atau jawaban untuk soal sebelumnya.

2. Gunakan Logika dan Nalar

Eliminasi Jawaban Salah: Jika soal adalah pilihan ganda, coba eliminasi pilihan yang jelas salah. Ini meningkatkan peluang Anda memilih jawaban yang benar.

Gunakan Penalaran Umum: Untuk soal esai, gunakan penalaran umum atau logika yang masuk akal meski tidak sepenuhnya akurat.

3. Manfaatkan Pola Soal

Identifikasi Pola: Kadang, soal ujian memiliki pola tertentu, terutama jika berasal dari soal-soal tahun sebelumnya. Jika Anda pernah melihat soal serupa, gunakan strategi yang sama.

Jawaban Mid-Range: Untuk soal pilihan ganda, jika ragu, pilih jawaban yang tidak terlalu ekstrem (misalnya angka tengah atau jawaban yang lebih moderat).

4. Prioritaskan Waktu

Jawab yang Mudah Dulu: Mulailah dengan soal yang paling mudah atau yang Anda yakin bisa dijawab. Ini membantu membangun kepercayaan diri dan memastikan Anda mendapatkan poin dari soal-soal tersebut.

Jangan Terjebak di Satu Soal: Jika Anda menemukan soal yang sulit, lompat ke soal lain dan kembali lagi nanti jika waktu memungkinkan.

5. Gunakan Intuisi

Percaya Diri: Jika Anda benar-benar tidak tahu jawabannya, gunakan intuisi atau tebakkan yang paling Anda rasa benar. Jangan terlalu lama berpikir karena ini akan membuang waktu.

6. Tetap Tenang dan Fokus

Jangan Panik: Panik hanya akan membuat Anda tidak bisa berpikir jernih. Tarik napas dalam-dalam, dan coba tetap tenang sepanjang ujian.

Jaga Konsentrasi: Hindari memikirkan soal yang belum Anda jawab. Fokus pada soal yang ada di depan Anda.

7. Tebakan Strategis

Tebak jika Tidak Ada Penalti: Jika ujian tidak menghukum untuk jawaban yang salah, maka jangan tinggalkan soal kosong. Tebaklah jawaban yang menurut Anda paling mungkin benar.

8. Periksa Kembali Jawaban

Cek Ulang: Jika ada waktu, periksa kembali jawaban Anda. Kadang, setelah mengerjakan soal lain, ide baru bisa muncul untuk soal sebelumnya.

9. Gunakan Pengalaman Ujian Lain

Pernah Mengalami Ujian Serupa? Jika pernah, ingat bagaimana cara Anda mengerjakannya dulu. Pengalaman tersebut bisa membantu dalam menavigasi soal-soal yang ada.

Meskipun trik-trik ini bisa membantu dalam situasi darurat, tetap belajar dan mempersiapkan diri untuk ujian adalah kunci utama untuk meraih hasil yang baik. Tidak ada yang menggantikan manfaat dari persiapan yang matang.


Ide Bisnis Jangka Panjang



Berikut beberapa ide bisnis yang bisa Anda pertimbangkan:


1. Bisnis Properti

Jenis Bisnis: Investasi properti bisa berupa rumah, apartemen, atau ruko yang disewakan.

Keuntungan: Pendapatan pasif dari sewa properti.

Tingkat Keterlibatan: Rendah, terutama jika Anda menggunakan jasa manajemen properti.

Risiko: Butuh waktu untuk mencari penyewa dan mengelola properti jika ada kerusakan.

2. Waralaba (Franchise)

Jenis Bisnis: Beli lisensi franchise dari brand yang sudah terkenal.

Keuntungan: Mendapatkan dukungan dari franchisor, mulai dari sistem hingga pemasaran.

Tingkat Keterlibatan: Sedang. Beberapa franchise memungkinkan Anda untuk mempekerjakan manajer.

Risiko: Bergantung pada lokasi dan manajemen, namun risiko lebih rendah dibandingkan memulai bisnis dari nol.

3. Investasi Saham atau Reksadana

Jenis Bisnis: Investasi di pasar saham atau reksadana.

Keuntungan: Potensi keuntungan jangka panjang dan pendapatan dividen.

Tingkat Keterlibatan: Rendah, terutama jika Anda menggunakan jasa manajer investasi atau memilih reksadana.

Risiko: Fluktuasi pasar, sehingga butuh analisis atau kepercayaan pada manajer investasi.

4. Bisnis Online (E-commerce atau Dropshipping)

Jenis Bisnis: Menjual produk secara online melalui marketplace atau toko online.

Keuntungan: Fleksibilitas waktu, potensi pasar yang luas.

Tingkat Keterlibatan: Sedang, Anda bisa mengelola stok sendiri atau memilih model dropshipping.

Risiko: Kompetisi ketat dan ketergantungan pada tren pasar.

5. Bisnis Kosmetik atau Kecantikan

Jenis Bisnis: Membuka klinik kecantikan, salon, atau menjual produk kecantikan.

Keuntungan: Industri kecantikan terus berkembang.

Tingkat Keterlibatan: Bisa dikelola dengan manajer jika Anda membuka klinik atau salon.

Risiko: Butuh keahlian khusus atau pekerja terampil, serta pemasaran yang efektif.

6. Bisnis Kuliner (Restoran atau Katering)

Jenis Bisnis: Buka restoran kecil, kafe, atau jasa katering.

Keuntungan: Kuliner selalu dicari, terutama jika Anda punya konsep unik.

Tingkat Keterlibatan: Sedang hingga tinggi, bisa dikelola oleh tim yang Anda percayai.

Risiko: Persaingan tinggi dan biaya operasional yang harus diperhitungkan.

7. Penyewaan Peralatan atau Kendaraan

Jenis Bisnis: Menyewakan kendaraan (mobil, motor), atau peralatan (seperti alat berat, kamera, dll.).

Keuntungan: Pendapatan pasif dari penyewaan.

Tingkat Keterlibatan: Rendah hingga sedang, terutama jika Anda menggunakan sistem manajemen penyewaan.

Risiko: Biaya perawatan dan risiko kerusakan barang yang disewakan.

8. Investasi pada Startup atau Bisnis Kecil

Jenis Bisnis: Menjadi angel investor atau memberikan modal ke startup yang prospektif.

Keuntungan: Potensi return yang tinggi jika startup sukses.

Tingkat Keterlibatan: Rendah hingga sedang, tergantung perjanjian dengan pengelola startup.

Risiko: Risiko kehilangan modal jika startup gagal.

Pertimbangan Lain:

Delegasi: Pastikan bisnis yang dipilih memungkinkan untuk didelegasikan jika Anda masih bekerja penuh waktu.

Analisis Pasar: Lakukan riset pasar terlebih dahulu untuk memastikan ada permintaan terhadap produk atau jasa yang akan Anda tawarkan.

Jangan Lupakan Dana Darurat: Pastikan Anda masih memiliki dana cadangan meski sudah menginvestasikan sebagian besar modal Anda.

Bisnis yang tepat sangat bergantung pada minat, keahlian, dan waktu yang Anda miliki. Pilih bisnis yang sesuai dengan kondisi dan bisa berjalan dengan baik meski Anda masih bekerja penuh waktu.

Kamis, 05 September 2024

Isi portofolio untuk melamar pekerjaan



Dalam profil portofolio untuk melamar pekerjaan, penting untuk mencakup elemen-elemen berikut:

  1. Profil Singkat: Deskripsi singkat tentang diri Anda, termasuk latar belakang profesional, keterampilan utama, dan tujuan karir.
  2. Pengalaman Kerja: Rincian mengenai posisi-posisi yang telah dipegang, termasuk nama perusahaan, durasi kerja, dan deskripsi tanggung jawab serta pencapaian yang signifikan.
  3. Pendidikan dan Kualifikasi: Informasi tentang pendidikan formal, sertifikasi, pelatihan, dan kualifikasi lainnya yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar.
  4. Keterampilan: Daftar keterampilan yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar, baik keterampilan teknis maupun keterampilan lunak (soft skills).
  5. Portofolio Pekerjaan: Contoh proyek atau pekerjaan sebelumnya yang relevan. Ini bisa berupa link ke proyek online, gambar, atau dokumen yang menunjukkan hasil kerja Anda.
  6. Testimoni atau Referensi: Ulasan atau testimoni dari mantan atasan, rekan kerja, atau klien yang dapat memberikan bukti tambahan mengenai kualitas dan kemampuan Anda.
  7. Pencapaian dan Penghargaan: Daftar pencapaian penting atau penghargaan yang telah diterima yang relevan dengan bidang pekerjaan Anda.
  8. Kontak dan Media Sosial: Informasi kontak terbaru serta tautan ke profil profesional di media sosial seperti LinkedIn.
  9. Proyek atau Aktivitas Ekstra: Jika ada, sertakan proyek sampingan atau aktivitas tambahan yang relevan dan menunjukkan keterlibatan Anda di luar pekerjaan utama.

Dengan menyusun profil portofolio Anda secara sistematis dan menarik, Anda akan memberikan gambaran yang jelas tentang kemampuan dan pengalaman Anda kepada calon pemberi kerja.


Memelihara Radiator

Cara Memelihara Radiator    Apa jadinya jika kita kurang dalam mengisi Air Radiator. Yang seharusnya 5 liter, tapi cuma diisi 1 liter ?  Jik...